European Sustainability Reporting Standards (ESRS) memperkenalkan serangkaian standar lingkungan mulai dari ESRS E1 hingga ESRS E5 untuk membantu perusahaan mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan dampak lingkungan dari operasi mereka. Standar ini merupakan bagian dari penerapan Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD), yang bertujuan untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas dalam isu-isu lingkungan di seluruh sektor bisnis[1].
ESRS E1 hingga E5 mencakup berbagai isu kritis seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, polusi, dan pengelolaan sumber daya air. Kerangka ini menggarisbawahi peran penting sektor swasta dalam mencapai target keberlanjutan Uni Eropa dan mendukung transisi menuju ekonomi hijau[2].
Penerapan standar lingkungan ini menghadirkan peluang bagi perusahaan untuk meningkatkan reputasi dan menarik investasi berkelanjutan. Namun, di sisi lain, ada tantangan dalam memastikan bahwa data lingkungan yang dilaporkan akurat dan dapat diverifikasi. Pasal 29 CSRD mengharuskan perusahaan untuk menyusun laporan dengan fokus pada materialitas ganda, yaitu dampak dan risiko finansial dari isu-isu lingkungan[1:3].
Selain itu, penerapan standar ESRS E1 hingga E5 dapat mendorong inovasi dalam operasional perusahaan, seperti adopsi teknologi hijau dan peningkatan efisiensi energi. Ini memungkinkan perusahaan untuk lebih siap menghadapi perubahan regulasi dan tuntutan pemangku kepentingan terkait keberlanjutan[4:1].
Salah satu tantangan utama dalam penerapan standar lingkungan ESRS adalah pengumpulan dan analisis data yang memadai. Perusahaan perlu berinvestasi dalam infrastruktur dan sistem pelaporan yang memungkinkan pengumpulan data secara real-time dan konsisten. Selain itu, beberapa sektor mungkin memerlukan dukungan tambahan untuk memenuhi persyaratan pelaporan ini, terutama perusahaan kecil dan menengah[3:1].
Namun, dukungan teknis dari EFRAG dan panduan dari Global Reporting Initiative (GRI) dapat membantu perusahaan dalam memahami dan memenuhi standar ini[4:2]. Masa transisi yang diatur dalam Pasal 5(2) CSRD juga memberikan waktu bagi perusahaan untuk beradaptasi dengan persyaratan baru ini[1:4].
Penerapan ESRS E1 hingga E5 memastikan bahwa isu lingkungan mendapat perhatian serius dalam operasional bisnis di Uni Eropa. Dengan fokus pada perubahan iklim, polusi, air, keanekaragaman hayati, dan ekonomi sirkular, standar ini mendorong perusahaan untuk berperan aktif dalam mencapai target keberlanjutan global. Meskipun ada tantangan dalam implementasi, dukungan teknis dan harmonisasi dengan standar internasional seperti GRI memberikan peluang bagi perusahaan untuk beradaptasi dan berinovasi.
CELEX_32022L2464_EN_TXT.pdf, Directive (EU) 2022/2464 of the European Parliament and of the Council of 14 December 2022 amending Regulation (EU) No 537/2014, Directive 2004/109/EC, Directive 2006/43/EC and Directive 2013/34/EU, as regards corporate sustainability reporting. ↩︎ ↩︎ ↩︎ ↩︎ ↩︎
OJ_L_202302772_EN_TXT.pdf, Commission Delegated Regulation (EU) 2023/2772 of 31 July 2023 supplementing Directive 2013/34/EU of the European Parliament and of the Council as regards sustainability reporting standards. ↩︎ ↩︎
Reporting Outside the EU.pdf, Understanding the Impact of CSRD on Global Operations and Non-EU Reporting Entities. ↩︎ ↩︎
GRI and CSRD Essentials.pdf, GRI Standards and the Corporate Sustainability Reporting Directive (CSRD): Essential Insights for Alignment and Integration. ↩︎ ↩︎ ↩︎